Ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik
(pemerintah) sudah jamak dibicarakan. masyarakat sudah lama menunggu datangnya
perubahan yang mampu membuat pelayanan publik menjadi lebih berkualitas dan
mudah diakses. Reformasi birokrasi memberi harapan baru kepada warga untuk
lebih mudah mengakses pelayanan yang berkualitas. Birokrasi publik membutuhkan
pemimpin perubahan yang mampu memenuhi harapan masyarakat itu.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) menjawab tantangan tersebut dengan mereformasi Diklat Kepemimpinan yang selama ini diselenggarakan lembaga ini. Diklat Kepemimpinan Pembaruan dirancang untuk membentuk pemimpin perubahan di sektor publik. "Para pejabat publik yang mengikuti Diklat Kepemimpinan dibekali dengan wawasan kebangsaan dan integritas yang tinggi sehingga memiliki karakter yang kuat sebagai pemimpin perubahan," ujar Kepala Lembaga Administrasi Negara, Prof. Dr.Agus Dwiyanto, MPA.
Kedua kompetensi itu, lanjut Agus Dwiyanto, diperlukan untuk menjamin perubahan yang dilakukan menempatkan kepentingan publik di atas kepentingan sektor, daerah, instansi, dan kepentingan sempit lainnya. Peserta juga dibekali berbagai keahlian untuk merencanakan perubahan di instansinya, membangun dukungan dan mengurangi resistensi terhadap perubahan, dan mengelola perubahan.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) menjawab tantangan tersebut dengan mereformasi Diklat Kepemimpinan yang selama ini diselenggarakan lembaga ini. Diklat Kepemimpinan Pembaruan dirancang untuk membentuk pemimpin perubahan di sektor publik. "Para pejabat publik yang mengikuti Diklat Kepemimpinan dibekali dengan wawasan kebangsaan dan integritas yang tinggi sehingga memiliki karakter yang kuat sebagai pemimpin perubahan," ujar Kepala Lembaga Administrasi Negara, Prof. Dr.Agus Dwiyanto, MPA.
Kedua kompetensi itu, lanjut Agus Dwiyanto, diperlukan untuk menjamin perubahan yang dilakukan menempatkan kepentingan publik di atas kepentingan sektor, daerah, instansi, dan kepentingan sempit lainnya. Peserta juga dibekali berbagai keahlian untuk merencanakan perubahan di instansinya, membangun dukungan dan mengurangi resistensi terhadap perubahan, dan mengelola perubahan.
Pembelajaran Berbasis Pengalaman
Untuk membentuk pemimpin yang berkarakter dan pro-perubahan maka Diklatpim mengenalkan pembelajaran berbasis pengalaman. Pembelajaran yang semula lebih banyak bersifat klasikal diubah menjadi lebih banyak non-klasikal, yang menekankan peserta mengalami sendiri melakukan perubahan. Waktu peserta lebih banyak dihabiskan di instansinya untuk merencanakan dan mengelola perubahan di bawah bimbingan pimpinan dan melibatkan kolega dan bawahannya. Di luar kelas, peserta harus melakukan breaktrough dalam dua tahap, yaitu taking ownership and leadership laboratory.
Dalam breaktrough yang pertama peserta membangun kesepakatan dengan pimpinan dan kolega tentang perubahan yang akan dikelolanya. Sedangkan dalam breaktrough yang kedua, peserta menjalankan proyek perubahan didampingi pimpinan sebagai mentor dan widyaiswara sebagai coach dan conselor. Secara keseluruhan, tahap pembelajaran Diklat Kepemimpinan untuk menghasilkan pemimpin perubahan dapat digambarkan sebagai berikut:
Benchmarking Inovasi dan Teladan Keberhasilan
Peserta juga melakukan bencmarking inovasi dan teladan keberhasilan reformasi di sektor publik. Bencmarking dapat dilakukan di luar negeri atau di dalam negeri tergantung pada jenis inovasi dan teladan keberhasilan pembaharuan di sektor publik yang akan menjadi bahan bagi peserta dalam merumuskan policy brief (perubahan di tingkat nasional) dan proyek perubahan (perubahan di tingkat instansional).
Untuk melengkapi kompetensi peserta dalam memimpin perubahan, peserta belajar bagaimana membangun tim perubahan yang tangguh. Dijelaskan Agus Dwiyanto, peserta perlu memahami political landscape dari perubahan yang direncanakannya.Dari pemahaman ini, maka peserta dapat memetakan kepentingan dan pengaruh masing-masing aktor dan pemangku kepentingan, yang kemudian memungkinkannya membangun strategi komunikasi yang efektif untuk mendukung perubahan yang dilaksanakan.
Pasca Diklat, LAN akan melakukan serangkaian kegiatan untuk memperkuat utilisasi hasil pembelajaran. LAN juga mengembangkan jejaring pemimpin perubahan di sektor publik. Melalui jejaring ini semangat perubahan dapat terus digelorakan dan pembentukan pemimpin perubahan di sektor publik secara masif dan cepat dapat dilakukan. "Dengan membentuk pemimpin perubahan di sektor publik harapan masyarakat untuk memiliki birokrasi bersih dan melayani akan menjadi kenyataan," ujar Agus Dwiyanto.
Dimuat di Majalah Tempo Edisi Tanggal 18-24 November 2013
Komentar
Posting Komentar